Menu

MUSEUM


web stats

Minggu, 11 Agustus 2013

JAKARTA KOTA YANG DIPERUBUTKAN BANGSA EROPA

Jakarta adalah sebuah Kota dengan segudang nama. Ibukaota Republik Indonesia ini pernah bernama Sunda Kalapa (Cumda Calapa dalam bahasa Portugis). Pada masa kemudian disebut Ziacarata, Jacatra, Jaktera, Jayakarta dan Batavia yang dilafalkan Betawi oleh penduduk setempat. Sejak abad 16 yaitu sejak kedatangan bangsa Portugis, Jakarta terus menjadi kota rebutan. Peperangan demi peperanngan terus berlangsung di Bumi Betawi selama ratusan tahun. Pertanyaan, kenapa kota Jakarta selalu menjadi perebutan diamsaa lalu?Apa sih keistimewaanya Jakarta, dimasa lalu sehingga selalu menjadai kota yang diperebutkan, bukan saja oleh Bangsa asing tapi juga Bangsa sendiri? Tulisan ini akan berupaya mengungkap sejumlah alasan yang diduga menjadi ppemicu terjadinya perebutan Kota Jakarta dimasa lalu oleh sejumlah Bangsa, baik dari Bangsa asing maupun dari bangsa sendiri, berdasarkan data-data yang dapat ditelusuri. Semoga tulisa singkat ini akan menambah wawasan kita untuk lebih mengenal Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia dan lebih menghargai perjalanan sejarah bangsa serta menambah tebal sense of belonging. Dengan membaca tulisan singkat ini, diharapkan kita siap menjaga dan melestarikan Kota Jakarta yang pernah di Juluki The Queen of The East agar terawat bersih PELABUHAB SUNDA KELAPA Peranan Kota Pelabuhan Sunda (kemudian terkenal dengan nama Sunda Kelapa)dalam dunia perdagagan dari abad 15 hingga masa-masa kemudian, sangat penting. Berbagai sumber menyebutkan bahwa sejak masa Purnaarman dan masa mulainya berkembang agama islam di jawa, pelabuhan Sunda Kelapa banyak yang singgahi kapal-kapal asing dan kapal-kapal nusantara. Banyak kapal-kapal orang Sunda yang mengangkut rempah-rempah ke peabuhan Malaka dan sekembalinya dari Malaka mereka membawa mata dagangan ini. Perilaku tersebut sampai saat ini masih kita saksikan pada kesibukan di Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta Utara setiap hari. Sebelum kedatangan bangsa eropa ke asia , peranan sunda kelapa sangat penting . Ini sangat erat hubungannya dengan jalur perdagangan ke eropa pada waktu itu yang terkenal denhan nama Silk Road atau Jalur Sutra karena salah satu mata dagangan yang digemari di eEropa pada waktu itu adalah kain sutera . Untuk rempah yang paling dibutuhkan orang Eropa terutama lada. Proses jalannya komoditi tersebut adalah rempah dikumpulkan di Sunda Kelapa, kemudian diangkut ke Malaka secara berkala. Untuk lebih jelasnya lhat peta rute perdagangan ke Eropa pada waktu itu seperti dalam peta sebagai berikut. Ada dua jalur Silk Road yaitu jalur darat dan jalur laut. Jalur laut menjelaskan rute perdagangan dari Cina melalui Selat Malaka. Digambarkan pula jalur Pantai Utara Jawa ke arah barat melalui pelabuhan Sunda Kelapa terus ke pelabuhan Malaka. Peta jalur perdagangan itu mengindikasikan kuat bahwa para pedagang di pelabuhan Suda Kelapa berfungsi sebagai pemasok rempah-rempah secara berkala di Malaka. Nama Sunda Kelapa sudah diketahui para pedagang sepanjang rute perdagangan mulai Jalur Sutra tersebut mulai dari wilayah Asia sampai Eropa. Beberapa sumber berita menyebut, apabila mereka berbicara tentang lada yang mutunya sangat bagus , hanya ada di Sunda Kelapa. Kemashuran nama Sunda Kelapa ini antara lain telah disampaikan oleh para musafir pada waktu itu. Biksu Fa-Shien dalam bukunya Fu-kuo chi pada awal abad ke-5 (414) bahkan sudah menyebut nama Ya-va di (Jawa) yan kala itu diperintah oleh S'ri Pa-da-do-a-la-pa-mo (Sri Paduka Purnawarman) (Giles Hdalam Heuken 1999:19). Sumber-sumber Cina lain misalnya dalam buku Chu-fan chi (1178-1225) oleh Cuhu Ju-Kua menggambarkan tentang kerajaan Sin-t'o (sunda) yang merupakan sebuah pelabuhan dengan rumah rumah penduduk di sepanjang kedua tepiannya. Rakyatnya bercocok tanam. . ...The Pepper grown on the hils (of this country) is small-grained, but heavy and superior to that of Ta-pan (Eastern Java). The country produces pumpkins, sugar-cane, bottle-gourds, beans and egg-plants- 'Lada tumbuh di perbukitan negeri ini berbiji kecil kecil, akan tetapi berat dan lebih unggul dibanding lada Ta-pan (Tuban atau Tumapel Jawa Timur). Negeri ini menghasilkan nuah waluh,gula,kacang,dan terong'(Hirth,F. dan Rockhill,WW dalam Heuken 1999:23). Selain itu ada banyak sumber Tionghoa antara lain dalam buku Shun-feng hsian-sung 'Angin baik sebagai pendamping' diberitakan bahwa dari abad ke-15 sampai abad 17 disebut-sebut nama Chia-liu-pa atau Kalapa. Dalam karangan Tung-his-yang k'ao juga disebut Chia-lu-pa. . . Dalam pelayaran dari Shun-t'a (Sunda) ke timur sepanjang pantai utara Jawa, ... Kapal-kapal dari Wantan (Banten) menuju arah timur sepanjang pantai utara jawa melalui Chia-Lu-Pa (Kalapa), Tanjung Chiao-ch'iang-wan (Tanjung Indramayu) dan Che-li-wen (Cirebon) (Hsieh Fang dalam Heuken 1999:107). Peta berikut ini menunjukkan Sunda Kalapa termasuk jalur penopang jalur perdagangan Jalur Sutra yang memasok rempah-rempah. Jalur ini berujung di Vanessia dan Genua di Italia. Kapal-kapal jung Cina dan Jung Jawa ramai berlayar dari dan ke Malaka untuk mengangkat dagangan dan budak karena pada masa itu perdagangan budak belian masih sangat lazim, bahkan sampai abad ke-17 dan 18. KEDATANGAN PORTUGIS Perdagangan dari Asia ke Eropa selama berabad-abad berjalan sangat lancar. Tetapi masa kejayaan itu berakhir karena di Eropa dan Asia depan sedang dilanda Perang Salib yang berkepanjangan. Pada 18 April 1453 Turki Ottoman berhasil menghancurkan benteng pertahanan Constantinopel yang berada di Lembah Lycos. Ini adalah suatu hantaman berat bagi bangsa Eropa. Perdagangan dikuasai Ottoman. Harga rempah emakin melangit. Dengan demikian putuslah mata rantai yang menghubungkan antara Sunda Kalapa dengan Vanesia dan Genua. Teyapi Perdagangan rempah tetap berjalan. Bangsa Eropa berusaha mencari jalan ke Hindia Timur. Mulailah petualangan petualangan spektakuler berdalih agama yang dilakukan oleh bangsa Spanyol dan Portugis. Pada tahun 1492 Columbus beserta armadanya berhasil menemukan Hindia-Barat dan Amerika. Raja Manuel dari Portugal sangat iri melihat keberhasilan Spanyol . Diutuslah Bartholomeus Diaz mencari jalan ke Hindia Timur. Maka ditemukanlah Brazilia dan Pantai Barat Afrika Usaha yang dianggap kurang berhasil ini dilanjutkan oleh Vasco De Gama yang berhasil mencapai Goa India berkat dipandu seorang pelaut bangsa Arab bernama Majeed dari Tanjung Harapan Baik di Afrika Selatan (Lapian 2010) Spanyol dan Portugis berusaha mencari Hindia Timur dan negeri-negeri baru dengan semboyan Tiga G yaitu Glory 'kemenangan' , Gospel 'penginjilan' dan Gold 'emas'. Mereka berambisi menemukan langsung pusat rempah-rempah di Hindia Timur. Dengan semboyan itu, mereka berusaha mengkristenkan penduduk dengan menghancurkan budaya setempat dan mengganti nama nama mereka yang bernuansa Barat atau Krustiani (Suratminto 211:1-9), menaklukkan kerajaan kerajaan setempat dan menjarah kekayaannya terutama mereka mengumpulkan emas dan perak sebanyak banyaknya. Setelah menguasai Goa India, akhirnya, pada tanggal 15 Agustus 1511 orang Portugis berhasil merebut pelaguhan Malaka, sebagai pusat perdangan rempah-rempah dan produk lainnya diwilayah Nusantara (www.wikipedia.com). Inilah awal kolonialisme di Nusantara mencoba merebut kembali Malaka. Sejumlah kerajaan di Nusantara. Perlawanan dan peperangan terus dilakukan untuk merebut kembali Malaka. Sejumlah kerajaan di Nusantara mencoba merebut kembali Malaka pada tahun 1512 dibawah pimpinan Pati Unus tetapi gagal. Kemudian Kerajaan Aceh mencoba melakukan upaya untuk merebut kembali Malaka pada tahun 1519 dan 1537 namun gagal juga. Setelah menaklukkan Malaka, Portugis mendarat di Sunda Kelapa. Kontak budaya bangsa Portugis dengan orang Sunda Kelapa. Kontak budaya bangsa Portugis dengan orang Sunda Kelapa digambarkan oleh Tome Pires dalam bukunya Summa Oriental (1513-1515). Selain memberikan gambaran tentang kerajaan Sunda dan rakyatnya ia menulis sebagai berikut: ... Negeri ini memiliki lada yang lebih baik daripada lada dari cochin (India)-sampaiseribu bahar setiap tahunnya, memiliki pula lombok, asam yang cukup memenuhi seribu kapal. Sunda terutama berdagang budak belian laki-laki maupun perempuan, yang merupakan penduduk asli negeri itu dan juga budak-budak lain... (Cortesao,A dalam Heuken 1999:34). Mengenai tingginya mutu lada sunda kelapa diberitakan dalam buku Duarte Barbosa (sebelum 1518) seorang Portugis yang sampai ke Cochin pada thun 1501. Ia mengunjungi Malaka, sumatera dan kembali ke Portugal tahun 1517. Ia kemudian ikut iparnya Magelhaes untuk mengelilingi dunia tetapi iparnya terbunuh di Cebu Filipina tahun 1521. Berbosa akhirnya mengambil alih pimpinan dan meneruskan perjalan kembali ke Spanyol. Keterangan mengenai Sunda Kelapa diperoleh dari 60 narasumber keluarga Jawa yang diundang oleh d'Albuquerque ke Goa untuk karena mereka pandai membuat perahu. Ia baik. Ia juga menulis keinginan Raja dari Sunda untuk mengadakan persekutuan dengan Portugis di Malaka dan dinegerinya dan penjualan budak belian. Kota Sunda Kelapa oleh A.Pigafetta (1522) Pigafetta adalah penulis jurnal perjalanan armada Magelhaes yang melakukan perjalan keliling dunia pertama kali. Dengan terbunuhnya Magelhaes dan beberapa awak kapalnya dicebu filipina perjalan keliling dunia dilanjutkan Pigafetta. Ia menulis demikian: ... In this island of java are the largest towns: the principal og the Magepaher (Majapahit), the king of which, when, when he lived, was the greatest of all the kings of per tahun sebagai imbalan keamanan kerajaan Pajajaran dari serangan orang Moor (Demak dan Banten) ... and further, he (the king) obliged himself, as a pledge of his friendship, to give him annually a thousand bags of pepper, from the day on which the building of the fortress should commence...(Raffles dalam The History of java I hlm.Xxiii) mengenai janji Raja Surawisesa akan mengahadiahkan 1000 karung lada untuk Portugis setiap tahun yang dalam terjemahannya dalam bahasa Belanda oleh F.De Haan (1935) sebagai berikut: ... met den bow van het mergenoemde dort een aanvang zal worden gemaakt, aan den Konig onzen Heer, en vriendschap , welke zakken zuljen zijn de hier te lande gebruikelijke , zodat iedere zaak weegt: 10.000 Javaanche "caxas" , wegende alzoo de bedoelde duizend zakken ongeveer honderd en zestig bahares. Naskah perjanjian ini rangkap dua, satu dipegang oleh Raja sedang yang kedua dipegang oleh Henrique Leme.Disaksikan dari pihak Portugis yaitu: Fernao de Almeida (bendahari Henrique Leme), Franscisco Eanes (pencatat muatan) , Manuel Mendez , Sebastian do Rego , Franscisco Dias , Joao Coutinho , Gil Barbosa dan Thome Pinto. Dari pihak raja disaksikan oleh menteri dalam yaitu Tumenggung , Sang Adipati , Bendahara dan Syahbandar setempat. Sayang sekali arsip yang dipegang Raja Surawisesa sampai saat ini belum bisa dilacak keberadaannya. PEMANCANGAN PADRAO 1522 Sebagai tanda disahkannya perjanjian antara Portugis dan Raja Surawisesa serta diperbolehkannya Portugis mendirikian Benteng pertahanan di pelabuhan Sunda Kelapa dia muara Sungai Ciliwung maka di tempat tersebut dicanangkan sebuah prasasti yang disebut Padrao. Keterangan Prasasti : 1. Paling atas lambang trifoil melambangkan trinitas dalam kristiani. 2. Empat gais Inskripsi : a. Sakib Lambang Kristiani. b. DISPOR 'Do Senhario de PORtugal' = Penguasa Portugal c. ESFER /M 'Esfera do Moundo' = kawasan dunia atau harapan dunia' Padrao ini ditemukan kembali pada saat reklamasi Jl.Kali Besar Timur-Jl.Cengkeh pada tahun 1918 oleh Pemerintah kolonial Hindia-Belanda (de Haan,F 1935) . Antara tahun 1512-1527 telah terjadi berbagai hal mengenai hubungan Portugis-Sunda mulai dari permohonan bantuan Putra Mahkota Kerajaan Pajajaran kepada Portugis di Malaka, Lapron Tome Pires tentang perkembangan Islam di Cimanuk, kemudian disusul perjanjian antara Surawisesa dan Portugis pada tahun 1522. Portugis yang sudah mulai banyak musuh berusaha menguasai Sunda Kelapa dengan ekspedisi yang dipimpin oleh Fransisco de Sa pada tahun 1526 tetapi gagal karena dihalangi oleh Hassanudin dari Banten dan Faletehan serta 2.000 tentara Cirebon . Usaha serangan kedua yang menewaskan D. Coelho dan 30 awak kapal Portugis dihalani pasukan Cirebon dan dikarenakan pemberontakkan awak kapal Portugis karena mereka kurang memperoleh gaji dan jumlah pasukan sangat sedikit. Dengan demikian Portugis tidak pernah bisa merbut Sunda Kelapa yang kala itu sudah berganti namanya menjadi Jayakarta. Selanjutanya hubungan Portugis dan Sunda Kelapa hanya sebatas pada perdagangan saja dan Portugis lebih memusatkan perhatiannya di Maluku dan Nusa Tenggara Timur. KEDATANGAN BELANDA Pada awal paruh kedua abad ke-16 (1568) terjadi peperangan antara Republik Belanda Serikat dan Spanyol . Peperangan ini berlangsung selama 80 tahun . Belanda dipimpin oleh Willem van Oranje dan Spanyol di bawah Raja Fillips II (Mulder,Like et al.1989: 134-176). Dengan terputusnya jalur Sutra maka semua kantor dagang Belanda terpaksa pindah ke Lisbon. Selama hampir seratus tahun perusahaan dagang Belanda di Lisbon lancar lncar saja. Keadaan berubah setelah Portugal dianeksasi dengan Spanyol dan semua kantor dagangnya di Lisbon harus ditutup. Kantor kantor dagang Belanda kemudian pindah ke Amsterdam , Rotterdam , Delft , Middlebourgh , Hoorn , dan Enkhuizen yang kemudian hari menjadi pusat pusat perdgangan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie yang didirikan pada tahun 1602) paraa pedagang ini berusaha keras untuk mendapatkan rempah rempah di hindia-timur. Pada tahun 1596 armada dagang Belanda yang terdiri dari 3 buah kapal yaitu Amsterdam,Hollandia,Mauritius serta sebuah kapal pemburu duyfken dengan 249 awak kapal dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Gerrit van Beuningen berhasil mencapai Banten dan setelhanya armada tersebut singgah di Sunda Kelapa . Mereka dapat mencapai Nusantara berkat jasa Jan Huygen van Linschoten yang telah menyalin peta Nusantara dan peta rute perjalanan armada dagang Portugis . Tulisan linschoten ini diterbitkan dalam buku Itinerario. Cornelius de Houtman tentu saja dibantu oleh para kelasi dan jurubahasa yang sudah berkali-kali berlayar ke nusantara bersama armada dagang Portugis. Cornelis de Houtman tidak terima dengan baik oleh Kesultanan Banten dan juga Jayakarta karena tingkah lakunya kasar menurut ukuran budaya setempat.

Minggu, 28 Juli 2013

MERIAM SI JAGUR Kisah Sejarah dan Legenda

“Tak ada yang baru di bawah matahari” begitulah celetuk orang yang merasa sudah mendengar atau mengetahui suatu informasi ataupun kisah sejarah. Jadi bila Anda melihat judul ini Anda bia saja dengan cepat mengungkapkan hal yang sama. Namun tunggu dulu!!!!!!!!!!! Apa betul tak ada yang baru di bawah terang matahari bila Si Jagur ini ditilik dari Aspek Histori, Aspek Legenda, Aspek Mitos, bahkan Aspek Fisisk? Bisakah Anda menjawab semuanya? Meriam yang sederhana ini bila dicermati mulai dari aspek Metalurgisnya, keahlian tokoh pembuatnya di dalam bengkel peleburan besi dan kuningan, kekuatan menahan tekanan mesiu pada saat peluru meriam ditembakan, pastilah menghasilkan cerita menarik. Belum lagi ketertarikan dengan kepercayaan masyarakat setempat, rumor yang menghubngkan dengan meriam-meriam lain, tak dapat tiada tentulah memberikan warna tersendiri bagi pembahasan mengenai topik ini. Bahwa Si Jagur di rumorkan mempunyai kekuatan supra natural sebagai dokter ahli yang memberi keturunan bagi si Mandul, semua sudah tahu. Bahwa Si Jagur mempunyai keterkaitan “Genealogis” dengan meriam KI Amuk dan Kanjeng Nyai Setomi, orang juga sudah pada tahu. Namun, meneliti susur-galurnya sehingga rumor dan mitos itu bisa tercipta, mungkin tak banyak yang tahu dan bisa menjadi kisah menarik. Bahkan itu adalah kewajiban kita sebagai anak negri yang ingin melestarikan keberadaan warisan sejarah. Dalam tataran internasional, keyakinan adanya kekuatan supra natural semacam ini pun berkembang luas terutama menyangkut warisan Megelitihcum di pulau Paskah. Sesuatu yang yak terbayangkan hingga sekarang adalah bagaiamana masyarakat primitif ini bisa mengangkat dan memindahkan patung raksasa berbobot ratusan ton dengan tangan kosong? dengan dongkrak?itu tersedia di pulau yang amat terpencil. Sebagai peninggalan yang disebut “Unsolved mysterie of the past” akhirnya dibuat kesimpulan sederhana bahwa momen raksasa mahaberat itu disuruh berjalan sendiri dan tegak di tempat tertentu yang diinginkan. Jurus yang dipakai adalah jurus mantra bahkan ulasan tentang isu ini dari CNN pada jumat 4 Januari 2013 belum sanggup memecah seluruh misteri tersebut. Bailik ke Si Jagur! Percampuran logam memerlukan pengetahuan mengenai Ilmu Metalurgi , jika tidak produk yang dihasilkan akan getas dan mudah hancur. Tanur tinggi kala itu belu tersedia. Teknik pembuatannya semata-mata mengandalkan pengalaman, keahlian keluarga dan mungkin firasat dan mantra? Kedengarannya lucu namun prasangka itu pula yang diterapkan pada produk Megalitihcum Pulau Paskah. Jika pemahaman terhadap suatu warisan sejarah memerlukan wawasan luas agar kita sampai pada penghargaanatau sebuah produk, jika tidak, tentu tak mungkn orang memberikan penghargaan yang luar biasa tinggi kepada sebuah Kitab Psalm kuno yng diceetak pertama kali di Amerika Seikat dan dilelang seharga 30 juta dollar AS kita sendiri lantaran terlalu sibuk mengurus kehidupan sehari-hari lantas lupa bahwa warisan sejarah perlu diberi perhatian khusus, dan tidak niscaya dibiarkan tergeletak di bawah kolong langit. untung orang masih takut pada kekuataan non fisik yang melekat pada Si Jagur, jika tidak tentu telah berubah wujud menjadi golok, tombak atau pisau belati. pada hakikatnya Si Jagur, Ki Amuk atau Nyai Setomi sudah diidentikkan dengan” regalia” semisal “Kanjeng Kyai Jaka Piturun“ atau ” Kanjeng Kyai Kopek”. Di sini nilai historisnya menjadi bermakna. Jadi bukan semata mempelajari fosil tak berguna yang ingin dibuang orang. Samalah halnya dengan upaya orang yang ingin mengetahui berlian “Koh-I-Noor” di mahkota Ratu Inggris. Bagaimana Koh-I-Noor si “gunung cahaya” itu diasah dan beralih dari tangan ke tangan penguasa sudah bisa menjadi satu buku tersendiri. Jadi pada hakikiatnya tak [erlulah meremehkan Si Jagur. Ada juga rumor yang sampai sekarang belum terlaksana, yaitu bila disatukan dengan Nyai Setomi negara subur makmur dan bila dipadu dengan Kyai Amuk maka dunia bisa kiamat. Tentulah mitos ini bisa diteliti lebih lanjut. Dari masa Jaka Tingkir, ketika lawannya Arya Penangsang, dengan “Keris Kyai Setan Kober” di tangan berujar dengan pongahnya, “kalau saya telengkan ke utara, maka Demak, Pati, Juwana menjadi subur makmur, dan kalau saya miringkan ke selatan, Wonosari yang gundul pun bisa ijo royo-royo.”

Minggu, 07 Juli 2013

MISTERI PATUNG DEWA HERMES DI JEMBATAN HARMONI

hermes_msj01Patung Dewa Hermes yang konon ditempatkan di Jembatan Harmoni sejak tahun 1905 tanpa penjelasan rinci. Bahkan sebelumnya beberapa majalah, termasuk majah Belanda Moeson tahun 1972 mempertanyakan asal usul patung “Putra” dari Dewa-Dewi dalam Mitologi Yunani Patung Logam berbentuk sosok Pria bertubuh kekar ini merupakan Patung Dewa Hermes, namanya dirubah Bangsa Romawi menjadi Dewa Mercurius (Merces = Komoditas). Menurut Mitologi Yunani Dewa Hermes adalah Putra Zeus dengan seorang Peri Maya. Hermes merupakan pesuruh atau pembawa berita terutama beriata dari Zeus. Ia merupakan dewa yang cerdas dan juga cepat gerak-geriknya. Hermes merupakan Dewa pelindung para Gembala, Pedang, Pengantar Roh-roh ke alam baka dan juga pelindung sekolah-sekolah olah raga serta para atlit. Hermes dilukisan sebgai pemuda yang memakai topi dan sepatu bersayap (lambang kecepatan) Tangannya kadang-kadang memegang sebuah tongkat dililit ular (lambang berita), atau sebuah dompet (lambang perdagangan). Identifiakasi patung Dewa Hermes yang berda di Jembatan Harmoni sebagai berikut : Tinggin 200 cm, Lebar 38 cm dan berat 80 kg. Warna Kuning Kehitam-hitaman. Jenis logam Perunggu (campuran kuningan dan tembaga) Asal muasal patung ini berhasil dilacak, berkat warga yang peduli akan masalah yang dihadapi oleh BCB DI iBU Kota Jakarta. Seorang Dokter Spesialis Kulit dan Perintis Speleologi Indonesia R. Ko King Tjoen memperoleh informasi patung tersebut dari Prof DR Ernst Stolz ahli penyakit kulit dari Belanda asal Roterdam. Ernst dilahirkan di Jl Mataram, Jakarta. Patung Hermes tersebut pernah dimiliki oleh Kakeknya seorang kebangsaan Jerman, Karlz Wilhelm Stolz (lahir 28 Januari 1869 di Jerman) yang datang ke Hindai Belanda sebagai utusan dagang. Stolz bertugas di Banjarmasim dan Sibolga, kemudian pindah ke Batavia. Pada tanggal 9 Juni 1897, ia menikah dengan wanita Swiss bernama Matilda Jenny, di Buitenzorg (sekarang Bogor)

Kamis, 04 Juli 2013

Prajurit Perempua Jawa

Buku ini mengulas catatan harian seorang prajurit perempuan Jawa abad 18. Sebuah harta karun unik yang bisa menunjukan kepada kita potret dunia jawa yang sudah tidak ada lag, yang sangat fokus, penuh detail, dan berwarna - warni. Bahkan isa ikut melukis kembaligambar abu - abu an kabur tentang sejarah Indonesia. Sebagai manuskrip, catatan harian ini lebih manuskrip mana pun. Kita dipaksa menimbang kembali berbagai anggapan, pendapat, dan klise tentang masyarakat Indonesia (terutama Jawa) tradisional seperti Clifford Geertz tentang "Theatre state" pengaruh Islam di Kartaton jawa abad 18 yang kurang dan tentang orang Cina. Namun yang terpenting buku ini memaksa kita untuk menimbang kembali pandangan tentang perempuan Indonesia bahkan tentang perempuan asia pada umumnya sebagai kaum yanag dikekang, dibatasi, feminim gampang menyerah. Catatan harian ini menunjukan bahwa perempuan Jawa selain ahli memainkan senapan, mereka pun mengikuti perkembangan Politik, ekonomi, di sekitar Kraton dengan detail. Sebuah buku yang untuk pertama kali memamerkan panorama spektakuler Kraton Jawa di Abad 18 dan peranan perempuan di dalamnya kepada masyarakat luas

Senin, 01 Juli 2013

MERIAM SI JAGUR Kisah Sejarah dan Legenda

Buku ini mengingatkan Si Jagur adalah satu contoh lagi artefak masa lalu Jakarta yang jadi korban dinamika Politik memori dalam kontek sejarah. Sebab lama sudah Jakarta memiliki jalan untuk melaju kedepan tanpa memahami keragaman, kedalam dam keluasan memoro kolektif warga dengan meminimalisir perhatiaan bahkan secara serampangan membongkar benda maupun bangunan yang ikut membentuk kuntur memori kita.

Minggu, 30 Juni 2013

BATAVIA Masyarakat Kolonial Abad XVII

Bagaiaman Kota Batavia di bangun dan gaya hidup serta perilaku kehidupan masyarakat di dalam dan sekitarnya pada abad 17?Buku ini memberikan jawaban komplet. Ditulis oelh sejarahwan HENK NIEMEIJER yang tahunan berkecimpung dalam lautan arsip VOC dan hasilnya adalah sebuah perkisahaan yan luas juga terperinci bagaiman orang-orang Belanda dalam waktu panjang secara gigih mengelola ragam etnis bangsa dengan aneka agama dan kepercayaan, serta perilaku juga gaya hidup penghuni Batavia dengan suatu sistem pengendalian sosial. Pergundikan, minuman keras, pelacuran, anak-anak terlantar, falir miskin adalah beberapa masalah yang dianggap perlu dikendalikan, malah tak jarang untuk memaksakannya digunakan kekerasan, eperti pemaksaan mengikuti kursus agama kristen, hukuman rantai, penyambukan dan gantungan. Namun, isi buku ini tak melulu merupakan riwayat praktis sadis komponi menangani aneka pelanggarandan melukiskan berbagai norma berserta penyimpangannya, melainkan terurai pula kisah derai tawa kecerian di serambi-serambi rumah, di warung-warung minum atau selam berpiknik dengan perahu di sepanjang kanal-kanal dan menikmati pertunjkan seni di Batavia. Ini adalah buku suka duka dunia Batavia abad ke 17, sebuah gambaran lincah tentang kehidupan rakyat jelata di dalam kota lama yang sohor disebut Oud Batavia dan lama sudah dilupakan

Minggu, 16 Juni 2013

perpustakaan museum sejarah jakarta


Perpustakaan Museum Sejarah Jakarta mempunyai koleksi buku 1200 judul. Bagi para pengunjung dapat memanfaatkan perpustakaan tersebut pada jam dan hari kerja Museum. Buku-buku tersebut sebagian besar peninggalan masa kolonial, dalam berbagai bahasa diantaranya bahasa Belanda, Melayu, Inggris dan Arab. Yang tertua adalah Alkitab/Bible tahun 1702.